Saling Menghargai Perbedaan Adalah Contoh Penerapan Nilai Pancasila Di
Nilai Pancasila Sila ke-5
Bunyi sila ke-5: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Nilai-nilai Pancasila dalam sila ke-5:
Itulah penjelasan mengenai nilai-nilai Pancasila dalam sila ke-1 sampai sila ke-5. Semoga bermanfaat dan selamat belajar.
Pancasila adalah Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia. Apakah kamu tahu apa saja nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila?
Pancasila disahkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus 1945. Pancasila disahkan bersamaan dengan UUD 1945 oleh PPKI. Sebab, Pancasila sebagai dasar negara merupakan bagian dari UUD 1945 yang tercantum dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945.
Nilai berperan sebagai dasar pedoman yang menentukan kehidupan setiap manusia. Nilai berada dalam hati nurani sebagai suara hati atau kata hati. Menurut Prof. DR. Dardji Darmodiharjo, Pancasila merupakan nilai kerohanian yang mencakup nilai material, nilai vital, nilai kebenaran atau kenyataan, nilai estetis, nilai etis atau moral, dan nilai religius, seperti dikutip dari buku Pancasila oleh Tim Pusdiklat Pengembangan SDM Kementerian Keuangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila menurut Prof. Dr. Notonegoro terbaigi menjadi tiga, yaitu nilai material, nilai vital, dan nilai kerohanian. Nilai material dalah segala sesuatu yang berguna bagi unsur manusia. Nilai vital adalah sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan kegiatan dan aktivitas.
Sementara itu, nilai kerohanian adalah segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia. Nilai kerohanian menurut Notonegoro terdiri atas empat macam. Nilai pertama yaitu nilai kebenaran yang bersumber pada unsur akal manusia, dan nilai kedua yaitu nilai keindahan yang bersumber pada unsur rasa indah manusia.
Nilai ketiga yaitu nilai kebaikan atau nilai moral yang bersumber pada unsur kodrat manusia dalam segala dimensinya. Sementara itu, nilai keempat adalah nilai religius yang merupakan nilai ketuhanan, kerohanian yang tinggi dan mutlak. Nilai religius bersumber pada kepercayaan atau keyakinan manusia.
Nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila:1. Nilai yang terkandung dalam sila pertama Pancasila adalah nilai religius atau nilai ketuhanan2. Nilai yang terkandung dalam sila kedua Pancasila adalah nilai kemanusiaan3. Nilai yang terkandung dalam sila ketiga Pancasila adalah nilai persatuan bangsa4. Nilai yang terkandung dalam sila keempat Pancasila adalah nilai kerakyatan5. Nilai yang terkandung dalam sila kelima Pancasila adalah nilai keadilan sosial
Meskipun nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila termasuk nilai kerohanian, tetapi nilai kerohanian ini mengakui pentingnya nilai material dan nilai vital secara seimbang. Hal ini dibuktikan dengan susunan sila-sila yang sistematis hirarkis mulai dari ketuhanan Yang Maha Esa hingga keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia .
Gimana detikers, sudah tahu ya tahu apa saja nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila?
Sila ketiga Pancasila, yakni Persatuan Indonesia memiliki makna yang luas. Berikut bentuk penerapan sila ketiga Pancasila dalam UUD 1945.
Tim Publikasi Hukumonline
Sila ketiga Pancasila yang berbunyi “Persatuan Indonesia” secara sederhana dapat diartikan sebagai bersatunya keanekaragaman di Indonesia. Namun, secara luas, konsep persatuan ini memiliki makna yang mendalam. Berikut ulasannya.
Sebelum menyebutkan bentuk penerapan dari makna sila ketiga Pancasila, penting untuk diketahui bahwa kelima sila dalam Pancasila memiliki makna tersendiri. Disarikan dari Kedudukan dan Sejarah Pancasila sebagai Dasar Negara, makna atau bentuk penerapan kelima sila ketiga Pancasila adalah sebagai berikut.
Bentuk Penerapan Sila Ke-3 Pancasila Bunyi sila ketiga Pancasila adalah Persatuan Indonesia. Persatuan mengandung pengertian bersatunya bermacam corak dan beraneka ragam menjadi satu kebulatan. SIngkatnya, persatuan Indonesia mencakup persatuan dalam arti ideologis, politik, ekonomi, sosial, budaya, dan keamanan. Lebih lanjut, persatuan Indonesia merupakan persatuan bangsa yang didorong untuk mencapai kehidupan kebangsaan yang bebas dalam wadah negara kesatuan yang merdeka dan berdaulat.
Susunan Konsep Persatuan Indonesia Bentuk persatuan kerap ditanyakan perwujudannya. Pasalnya, persatuan Indonesia merupakan suatu pembahasan yang sangat luas. Apakah hanya cukup dengan “bersatu” atau lebih jauh lagi.
Diterangkan Hanafi dalam Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 3, sila ketiga ini lahir dari konsepsi Bung Karno yang dinamakan kebangsaan Indonesia atau nasionalisme. Awal perumusan sila ketiga ini ditujukan sebagai pengimbang paham internasionalisme.
Terkait konsep nasionalisme atau persatuan Indonesia, Notonegoro (dalam Hanafi, 2018: 57) menerangkan bahwa prinsip nasionalisme tersusun dalam kesatuan-kesatuan sebagai berikut. 1. Kesatuan sejarah, yaitu bangsa Indonesia yang tubuh dan berkembang dalam suatu proses sejarah. 2. Kesatuan nasib, yaitu berada dalam suatu proses sejarah atau pengalaman yang sama (nasib), misalnya penjajahan dan kebahagiaan bersama. 3. Kesatuan kebudayaan, yaitu keanekaragaman budaya tumbuh menjadi suatu kebudayaan nasional. 4. Kesatuan wilayah, yaitu keberadaan bangsa Indonesia tidak dapat dipisahkan dengan wilayah Indonesia. 5. Kesatuan asas kerohanian, yaitu adanya ide, cita-cita, dan nilai-nilai kerohanian yang secara keseluruhan tersimpul dalam Pancasila.
Penerapan Sila Ke-3 Pancasila dalam Peraturan Kaelan dalam Filsafat Pancasila menerangkan bahwa sila ketiga Pancasila, yakni Persatuan Indonesia dapat ditemukan dalam berbagai peraturan perundang-undangan, lambang, dan konsep wawasan. Adapun bentuk penerapan sila ke-3 Pancasila yang dimaksud adalah sebagai berikut. 1. Pembukaan UUD 1945 alinea II, yang menerangkan bahwa negara Indonesia yang bersatu adalah hasil perjuangan gerakan kemerdekaan Indonesia yang telah sampai kepada saat yang berbahagia dan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Indonesia, serta terlaksananya cita-cita kemerdekaan. 2. Pokok Pikiran I, yang menerangkan bahwa negara melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia. 3. Pasal 1 UUD 1945, yang menerangkan bahwa negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. 4. Pembukaan UUD 1945 alinea IV, yang menerangkan bahwa negara melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan berdasarkan atas persatuan Indonesia. 5. Pasal 26 ayat (1) UUD 1945, yang menerangkan bahwa warga negara ialah orang-orang Indonesia asli dan orang-orang asing yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga Negara Indonesia. 6. Pasal 36 UUD 1945, yang menerangkan bahwa bahasa negara adalah bahasa persatuan adalah bahasa Indonesia. 7. Lambang persatuan dan kesatuan bangsa adalah Bhineka Tunggal Ika. 8. Wawasan dalam mencapai tujuan pembangunan negara, mencakup perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan politik, satu kesatuan budaya, satu kesatuan ekonomi, serta satu pertahanan dan keamanan.
Follow Official Whatsapp Channel Hukumonline untuk mendapatkan update terkini seputar dunia hukum Indonesia sekarang juga! Klik link berikut untuk bergabung!
Nilai Pancasila Sila ke-1
Bunyi sila ke-1: Ketuhanan Yang Maha Esa.
Nilai-nilai Pancasila dalam sila ke-1:
Nilai-nilai Pancasila: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Nilai-nilai Pancasila pada sila ke-5 ialah mengenai keadilan yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia, baik dalam bidang hukum, politik, sosial, ekonomi, dan budaya. Contoh nilai-nilai Pancasila pada sila ke-5 adalah sebagai berikut:
Nah, itulah tadi penjelasan nilai-nilai Pancasila dari sila pertama hingga kelima lengkap dengan contoh dalam kehidupan sehari-hari. Yuk kita biasakan bersikap sesuai nilai-nilai Pancasila.
KOMPAS.com - Pancasila merupakan dasar negara Indonesia yang memuat nilai-nilai luhur sebagai pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pancasila merupakan sebuah ideologi yang bersifat terbuka, artinya Pancasila senantiasa bergerak seiring dengan perkembangan aspirasi masyarakat yang sesuai dengan dinamika kehidupan bangsa Indonesia dan tuntutan perkembangan zaman.
Pancasila sebagai ideologi terbuka mengandung nilai-nilai dasar, salah satunya adalah nilai instrumental.
Perwujudan Nilai-Nilai Pancasila di Bidang Ekonomi
Nilai-nilai Pancasila yang terkandung dalam Undang-Undang Dasar Tahun 1945, terutama yang berkaitan dengan bidang ekonomi, tercermin dalam Pasal 33 ayat 1 sampai 5.
Pasal tersebut mengatur mengenai prinsip ekonomi negara yang didasarkan pada asas kekeluargaan, dengan tujuan untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat dan menghapuskan kesenjangan sosial ekonomi melalui pemanfaatan sumber daya alam dan ekonomi secara efisien untuk kepentingan rakyat.
Pasal 33 ayat (1) UUD 1945 menegaskan bahwa “Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan”.
Pasal tersebut menjelaskan, yaitu bahwa sistem ekonomi yang diupayakan seharusnya tidak bergantung pada persaingan semata dan prinsip yang sangat individualistik.
Kemudian pada Pasal 33 ayat (2) UUD 1945 yang berbunyi “Cabang - cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara”.
Serta Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 berisi “Bumi dan air serta kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk Sebesar-besarnya kemakmuran rakyat“.
Pancasila berasal dari dua kata Bahasa Sanskerta “panca” berarti lima dan “sila” berarti prinsip atau asas. Apabila diulik secara bahasa, Pancasila menjadi rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Pancasila memiliki nilai-nilai yang merupakan dasar kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila adalah nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan.Nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi bersifat universal, yakni berlaku di manapun atau universal sehingga dapat diterapkan negara lain kendati negara tersebut tidak menggunakan Pancasila sebagai dasar negara, seperti dikutip dari Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan oleh Edi Rohani.
Berikut nilai-nilai Pancasila yang terkandung pada sila 1 sampai 5 dan contohnya dalam kehidupan sehari-hari.1. Nilai KetuhananPancasila sila pertama, "Ketuhanan Yang Maha Esa" mengandung nilai ketuhanan. Dikutip dari Pendidikan Kewarganegaraan: Kecakapan Berbangsa dan Bernegara oleh Aa Nurdiaman, perwujudan nilai sila pertama Pancasila ini antara lain:
a) Meyakini adanya Tuhan Yang Maha Esa dengan sifat-sifatnya yang Maha sempurna.b) Bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dengan cara menjalankan semua perintah-Nya, sekaligus menjauhi segala larangan-Nya.c) Saling menghormati dan menoleransi antar pemeluk agama yang berbeda-beda.d) Menjaga kebebasan bersama menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.2. Nilai KemanusiaanSila kedua Pancasila, "Kemanusiaan yang adil dan beradab" mengandung nilai kemanusiaan, yakni bangsa Indonesia diakui dan diperlakukan sesuai harkat dan martabatnya sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang sama derajat, hak, dan kewajibannya tanpa membeda-bedakan berdasarkan agama, suku, ras, atau keturunannya. (detik.com/tag/pancasila)Contoh penerapan nilai kemanusiaan Pancasila yaitu:a) Mengakui adanya harkat dan martabat manusia.b) Mengakui keberadaan manusia sebagai makhluk yang paling mulia diciptakan Tuhan.c) Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan berlaku adil terhadap sesama manusia.d) Tenggang rasa dan tidak semena-mena terhadap orang lain.3. Nilai PersatuanMakna sila ketiga Pancasila "Persatuan Indonesia" adalah kebulatan utuh dari berbagai aspek kehidupan, baik dari ideologi, politik, sosial, budaya, dan pertahanan keamanan yang terwujud dalam satu wadah bernama Indonesia. Nilai kesatuan dalam sila ketiga Pancasila dapat diwujudkan sehari-hari lewat sikap dan perilaku:a) Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan.b) Menumbuhkan rasa cinta tanah air dan bangsa.c) Menumbuhkan rasa rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.d) Mengakui keragaman suku dan budaya bangsa serta mendorongnya ke arah persatuan dan kesatuan.4. Nilai KerakyatanNilai Pancasila sila ke-4 adalah nilai kerakyatan, dengan manusia Indonesia memiliki kedudukan, hak, dan kewajiban sama sebagai warga masyarakat dan warga negara. Berikut penerapan nilai kerakyatan dalam Pancasila:a) Mengakui kedaulatan negara ada di tangan rakyat.b) Mengakui manusia Indonesia sebagai warga masyarakat dan warga negara punya kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.c) Bermusyawarah untuk mencapai mufakat untuk hal-hal yang menyangkut kepentingan bersama dengan diliputi semangat kekeluargaan.d) Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat daripada kepentingan pribadi atau golongan.e) Mengutamakan musyawarah dalam setiap pengambilan keputusan.5. Nilai KeadilanKeadilan merupakan salah satu tujuan NKRI sebagai negara hukum. Untuk mencapainya, nilai keadilan pada sila kelima Pancasila perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, contohnya:a) Berlaku adil pada semua orang sesuai hak dan kewajibannya.b) Merawat keseimbangan hak dan kewajiban diri sendiri.c) Menghormati hak-hak orang lain.d) Memberikan pertolongan pada orang yang membutuhkan secara adil.e) Mengembangkan perbuatan-perbuatan terpuji yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan gotong royong.f) Mendukung kemajuan dan pembangunan bangsa, baik material maupun spiritual.
Wulandari, Trisna. (2022). Nilai-nilai Pancasila dan Contohnya di Kehidupan Sehari-hari. detik.com. Diakses pada 01 Juni 2023 dari https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6257698/nilai-nilai-pancasila-dan-contohnya-di-kehidupan-sehari-hari.
Pancasila merupakan dasar negara Indonesia yang penuh dengan kandungan nilai-nilai moral. Nilai-nilai Pancasila ini dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari aspek agama, politik, hukum, hingga ekonomi.
Untuk itu, Pancasila bukan sekadar simbol atau kalimat-kalimat yang harus dihafalkan. Pancasila harus dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari sejak dini.
Dalam artikel ini akan kita ulas secara rinci penjelasan nilai-nilai Pancasila dari sila pertama hingga sila kelima beserta contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nilai-nilai Pancasila: Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
Nilai-nilai Pancasila pada sila ke-4 dimaksudkan agar kehidupan bernegara dapat berjalan dengan asas demokrasi, bukan otoriter maupun liberal.
Semuanya dapat diselesaikan melalui musyawarah. Contoh nilai-nilai Pancasila pada sila ke-4 adalah sebagai berikut:
%PDF-1.5 %���� 9 0 obj << /Filter /FlateDecode /Length 226047 /Length1 624716 >> stream x��}|T���;�즗 $!dIvÒP6Z ɒ!RB��ZBj�������E��;��fA V��{�WE�Z�`��E!�3�݁Д�����w�߾�s��}g�=s朙3�� �DLTYPV��N2�<�(��qS&��U�E�\�?>m\�;�;[D6iM_�arY�����H|��VV/���1o� �E?�߮^�d�^�n6�-��xn���k>҇-{�(�9����RɁ�?d�W�r���ܗLt�F}6̯���e�J�ס|�|���!�w+�^�7�8;k�D�x���6,ݧ�����y�VW��W�oH�>ͧ-�ZQ? :c�?���ŵMUל�q9���9K��ްo�l�l;�6�/ml��:��\֯o���:�gw�5���_�됑���J��;z/u#i}}����)>u�������9)�4bC�:@�Ɉ���۷1|����u�,#�~tYh�hi�,:���0�WC�nr� d�0���!H�ʬ�J�4 #-֬i�I�L�р���4���ev;��~5qBo�2�$:d���#���M1�z#^��t�ӿi� �l*��c���͝}�����~m6G�����v��f:�\F��j���m���n�����e擩�D�g��'�1ϡj��q������9�vΞt� ���z���I�ɛzT�1u�����L&�I����u��-���3} �d:��ʷ�P{���s�&['?~��@���g�?��ŴXuT�E� ���� �5�.07c/0 {���d��3�e4[{��n�����S<���~�W3�yx
%PDF-1.5 %µµµµ 1 0 obj <>>> endobj 2 0 obj <> endobj 3 0 obj <>/ProcSet[/PDF/Text/ImageB/ImageC/ImageI] >>/MediaBox[ 0 0 496.32 708.96] /Contents 4 0 R/Group<>/Tabs/S/StructParents 0>> endobj 4 0 obj <> stream xœ•YëOä8ÿŽÄÿ��‰tmlÇNâj]óÚåvfv4ÀJ§ÙûÐÐ ôM?Øîa¸ùﯪüJÒmh„€Ä.Wý\®§“}ÎŽ��>ž^žeüèÃxù�åÓåà檳“³ÓìäúðàèBdBf×÷‡"ãð#²Æ°R6YUr¦ªìzqxÀ³üóëáÁ×üs10ùyQ埊AE_Š�ÎG0.D>*Dcg2¤£§ËÂä€ntYü'»þ×áÁ9ÈEÙ^ äŠ5²-ðk>HÒ6ÌtIûBj+û7¾ù½hò›��C°¿‚碴ËþÀ?q1Á‡«bÐXV°¬�ñÝ@¬,³J”€Ç!ÕŒÎ@·Š ž4ú¥Ê ;Cö +ÁÕ(fš×”&„iHk} t´C/ � ¤prDq2ÔVø舮 PÔ¿A‡£/8� ýfg0„fRgÚÔLk‡ã¯wJŠ¼V7V%VËÈ–žÚ€ì@!E<\"–[è 1ÍžŽh‰ÝͯÖV$*V¯ÁdÙ9½¸–€ ºh⯢ÇêèBf¨ú®ïȆ³ºË·�!;ÿxše-¿i¿,û~)UÃÀ/u&"öa.SÌûáŸ6ûp,ÓpU®0‚ •éR2Y{W}FÓ[ñmàw\¨|>^dÖjkz\Œ¿•a™Ïçø—†YrÍ”ì yuê R±Òd�Å3¿YÎÐB~RçÓ5îfðfhƒ€œnŒï6˜læ…�ùxQ”!6ùô·K…[FS£9éc ì\–ùIÝ !™ËBʤE—R0®»X?‚ñZžß QYdøkÇÖ)Nµd¢·ëWUªß23ÑÔ¬Ì4ç0-Ãå3*p�ªˆˆæ¸URC�€ŠtþOx{@+X MeUF„Ds‹W¤÷EÒB)¦-ýÕíT{z�j¾=8ÖïH¾50åÀ¼ª™ÙnóÜ &W™Ò‚U>lŒn)ø¢ê¿c¬[Óë¸�L%ç%kt—Í«ÀÌ{bT °]Ujæ5z�&ÿ8µ‘¿T˜›èâ‰B/¦2–øF[û½ÌVK\¡†ÊïÝ3Æ gvWhÏõÅÜ'$&nø°˜áÓ�-%�ìƒD/4PçŽçÏɆ@&ÌÏ”¬6��IŽ7¡v;MÕV=°ªŠéª¡HŠì&Ïïw¿O`.¹ :�à1'¸äÓ¥Íæ4{…Ëq_Èi†d´Ëöbt$tìñ?|ƒ'Äýä¦O<&G"-¦G7ýòfVç¤~?Fç²ôèç”&^©ÿ@O)E ˆ*ª«iz ·óþÑ…N™/™nìòcÎyɹ©8oFC¯ædhŽ¹,Åp`Žý—ðã¦çÃA SÍ…%éj7è¸ Õ—È6 ð2çÃ�nÑEô°l t/.8‰÷0„n`ìt8¨ZÐD54A$!�Â/·Î� +h›£ÙæÈí{\{:$œ¹a�Ðœ%âlÎwãíÀ ŒMcÙ¨¶j{Rü+i µ×æÞ?ÜT<)!ñx¯ÓhÔ–h ©xEU†{{ð`ÿ'œ°n˜h:<“þŠ4ªC:[¢e{yhàä©6bÑ܃›tÙ�g�)ecQ€ÎäGå#¦Dí½GB ûÞÚëíË\磎"Õ“¿ðÁÍÖ[?)¿‹Êò€ò›#OsŒÈ½°Œb'Ø~q‰ÿîàŸŒQáÏÀåq�¢PÐÇàhs”Û>NÙpµ‰¯ÕícN]Ÿ %s¢Ý‘6ÜÒiòÞhÙ¯[2ý1â‹Ï¹eò–â4d¯î‰ÃÒë?ÄA¿Ëbëë1I\\ÝVRÓM.4p;öûÿf=vÉ„$°qF7w™¬#å&H´ãkLÜ•{Ç�ÜþwŠUØIkÊ'›×5X¦\ÈÎVT‚zú�PÇ-7Pƾÿ˜¢-WQÂË dÂlêø£Eõ2.‚ú=㧧à_ÞâajJ„ ’ÓÊêVEÕþˆZ%7DùýøÎô*Ø¡U÷[’etN>b*®bXùÅ톋ϾöJBȸ!éH(!vHï)ÇÏïÉX¬£.¼š:~YÅꥱJ™¤zzè[z[O^"Õ+›6mÆoàñîkþ}•ZÕèî^`$¥4K‹¢v\ï�Ç2„‚gðÈçvó¡ÂÅõ1{´j$ä"w¡|;’ó:¤Élƒ¨Bpö•˜?©Z`'n€*·Õ†º[güax¶}´¾:u$«ø.O=}&²W(ÓÀSŒºO+gÒm©ðؾªiD¼d|¢CAy-I¶‡Šg`ò’…ÇNµ!ê0¶ì]Œ—“ˆú�&¬ÿ~žMðnD»{åvØ–ö¤|<ôQ·Ü ¿§Ô{‹¹ÑFðWëm¯•Z³J:tL« å÷¯yO8K´Bü9uçÕª`¼Çë²ß¯àl¯_Óp�N>Ó%ÂÎ9ô[÷)y¤6XÕ9{ð lÁ�-�½²¯é†â'6wüib\ºI]åVx‹Õ<ÎEo«fïÁ'»ÎØ÷�Ÿ&œ·jÙ÷g07[‹=øTè;~mÿïçiÑ´«ë»2Tº“ªn†c{ ÐO‰Øø~JSËQ»öJ±Öœo½ÎÚ“ÆlµÐ»Ô®7‹ý–sº>·|'&¾Õ©íh8è‚„ŒœÓÞMôˆÛ.+t\¢ƒ)Žî ¬©QE¹&ô•omÈk$Ñï9äU@»v�zÎ!ToïëФ¬ãÕó~vÞÊ • uŽ¡Qªþ«P:©ôg€²î"X„ûi”G¥² tíØÞÎèÁ^„Ì_¹�•¦Ë=U(”R³>*2¿¹«Q¨ÆÉðJ±Zw'/£jÎL”Ïm�ujç8:ݧö”B0í/CóÒ±ˆ´>D™7Ó5Ò¿Ì,˜»ìÓ“»Ôv ½…BÉ›Ó"J†eBÈH/ÔHÙÑ;ú"�Ê�•Y»_�µ}F~ÿ³[Ä•ÏÝxŸü"ŒfªleVäc#¯¯þ[Æß1ïA<¢t.«®ˆtÍ®±:îЮ}A=~¨% ŽpòïW”ø|÷ÊR.§9~3KÙþBöžO×î®[ÔfÏZ"ù®Ï²*£YÓ§ÁéOÔÇ‹kÏ|Z¥o6›"Ñ/»Š©£‹j+–‚ ÑpIN‚Ñ…B~þÀº3|½ó'î®®¥²ò��î¦ý`«"˜Æþ$••âZUû=&´Ÿ�h]�Ÿè³Té›Iô‹’iþ>0?�uŸÂ·ø+óèÚšÒ_6ãÖúêÙ:R%%kª®z^?Ò7?{ú#U5Sû±L~÷쳄³Ô{}4É‘}–<%iËÿ:M$ endstream endobj 5 0 obj <> endobj 6 0 obj <> endobj 7 0 obj <> endobj 8 0 obj <> endobj 9 0 obj <> endobj 10 0 obj <> endobj 11 0 obj <> endobj 12 0 obj <> endobj 13 0 obj <> endobj 14 0 obj [ 15 0 R] endobj 15 0 obj <> endobj 16 0 obj <> endobj 17 0 obj <> endobj 18 0 obj <> endobj 19 0 obj <> endobj 20 0 obj <>/Font<>/ExtGState<>/ProcSet[/PDF/Text/ImageB/ImageC/ImageI] >>/MediaBox[ 0 0 496.32 708.96] /Contents 21 0 R/Group<>/Tabs/S/StructParents 1>> endobj 21 0 obj <> stream xœÅ\[�\Çq~'Àÿ0�3�÷°ï—@ @J”M;‹A?ÉÕr½®I �üøÔµ/ggvW"“À0µÕݧ»ººê«KŸ3›'?n¾ùæÉŸ¿}ùÝÆ<}ºyþÝ·›<~d]ZBÙøŸM‹)›TŸ6)–%¦Í›«Ç�ž¼¼ÚŸ�:·ùîýæß?Ú¼øó·›Í0™}òoûë³Íöôúä?~Úõ™ûDe#«Ø¸”°ùpúøÑþËæúñ£ç¯`úïóÆ\ùÕÏÀs²Évñ˜In±aó Ø0‹³nÿš@ÿ–͇3xú÷?¹´9ûx¨ÿ/¿üè¯[›Ãîo›W|üè¬øRÖ Œ`íC›/bÇ/ÕMìT»Ôôìü÷Wf'‚ÞüÿH§lêbgn¬±‹©¿�›v'uûËΚí‡�õÛ�û��ÛËÝIÞÂ_y{µóÀpÚþ…¨w»m†{?íN ?LO\îlÙÊÀ¯ºÇ’“¦=npK›Cò¼e½®¬ƒ ê’ ¢YJ� 'ð<¼Ï¿Þ[= NÙÀ³À X¡û-øÓQÿFnÊbÂp³ß…íõîÄoÏð¤þ~þ%®Á†Nç7rÚ �½�9f„÷3åo1åÌãÄÔ �Ü�$0çÁ¾NP6Î�XNlkùz,D·d{Œ…¯¹W°ß��-ôãW\(Å%¤c�^�#X] Ž�#}@Ôb±’„¿â– Ðô¿/[ãV¦7,ôÓ.n?ïlÚîI�`ÿV6|kžÿ{…ã=ª¯oûÞ®¿â’%.î¨FÝçDÂ!ä§ \…ý&A4iëæ À#lÈ#P‰ˆìˆ€ÿõ†Ç–Ø»Ý\Ò…Ó`OƇƒËærl°0‰6Ð#tÒ`i~ë3Í_‰3ë"Q¹ed~·$ê60 ©Hû2‰)^Ê8«ƒal^j.Ô‹Þ=/E)�”nh‹tL–{‘ðÁuÜ»ŒD|�€fžù熰pTÆ !UQÍDEÜ^XrTŠ¦ƒ£÷¦–oOæÅ&�˜Ærðt¦•<[mÙËë‘Î (Úb¶Y§Ã°$0FT&iy~Ôx–]àÁi©tÆ2£•Ñ€ü‘*L‹P�§ÆcŸ¯«D™vü"€Z&ц¦Bú*™ì’Õ9ȾíÍkí…í ÝeÒÞºÖÞºÖÞºÖÞºÖÞJWí- ¾®½eÉeÒÞ2io™´·�7´·ŒÚ[»ö–•ö–I{˨½eÖÞ²`F7¨74[RÆ‘6mt;µ�ÀÓy £dÏÝä(rÉMì@é¡q�ÙØ&³¤ÄRKLùÆs&ÄOÙ à*–ÐÎÏP²3œ4x?žXa<>ˆ²jÛq ”w.�ö” ÃU•ˆMJCŸñý1VPžuÐ龬Ò�/}9—?l,‘žàŽÙ¼2œ\Vû*4˜Ä•_z⋶“mi6N§’cänâ£øÐ Á,ú_øL3‚‹=©œüFˆª<œ™î˜@ÑG4zp¥„�>[Æ@%h&ˆ˜]ïeÿ O*¸z?ÁoƒÞY_ݨ¯nÒW·ÖW7é«›ôÕõÕ†©¾ºI_ÝZ_ݤ¯¾«_ë«_ë«_é«_ë«›ô•]³è¤]é«ô•ý½>fD{U_K�õµÑ�/}¢é«YBß—™ÔÕ¬ÕÕŒêjFuµkuµ“ºÚI]íZ]í¤®vRW»VW;ª«];R»v¤vr¤vr¤–¢íÁ‘ÚÅv?j'?j×~ÔL~ÔL~Ô¬ü¨™ü¨™ü¨†têGå̺«j âÌÞ=~ä�#ùBÌ'}Å "‰@ƒ¨Áaƒm¦ñd~±tÊCLF×ÐIØëeo°´yš‹µ)GöèKѧ F5D U•'>ì cE2tzAÏ[EÊ¥h¬_b»©n ÈR ÓA%r<8J˜ä©;åN™ðÄ\hC¨ÚHU§:FT 0òmp¥§« Ü]PTÖðÌ•çŽd °±âX’Ú�mœJÆ (ˆ4¥ÏŒ€éÇ…�y'|ÑàF¨\b¼iÛ`� ÕÊ\D$ú»ÐƒµÔ¶{ÔÆŠD&‹؂R2”õÌøÊÜ{Ú04”47x/Š¢ ¡Dm åBFÆà¿©DiO¬Æ´^¢êÛ Æì`U�Õ±35¨q”ÓÈ©ÉZžsÂ?�Ã]ó´vÑ}&ÁÅZ¥—Ñ‹ä—È€rm0gé)Z궄ô·cxÍV‡²NG° ¤8ZŠ¤v‰R¦dpuÚ ›gŒí¨âURkÝ 6ø¬þA·Oî ‰b»[A:¦¡“‹]αÆð:¶6�©nZ˜Õý…hMU‹Ût{Q“äÏÐ2Yß=Y,�eQ†ªfŒ”'Óð„¢°hªDEâЖ¬èàiQk8ÉO:¥Q‚:,í–0Ï#e)¸‡e²°`%*ÖR7/“Œ#Êq°’fÿd*&Ô‰Ö)á4i šbhà†´�¡�žWp`:€»'ö· %àÀÞKÁÁ6h0‚) ÌR;4Á ‚rû#4Úù †ìd€mhÐ`ÈÐ Ë14°ÜF÷†¼ÞÏŠ%ñP±Ä›J‚„$öAî±’a871-ANÕ“ÁWòžÔ°S`×zÈÜài°<í‘9ÑðH½){¢P¤€Š¢§ÖP| '‡ Tæc·è%W "Kìò �¥l"Q›*Rœñ‰[Gá6?H¦ê�ªJÉàXÆîœú£^»Íìåà’hjkÁ·>I>{˜°ß>WžžˆÈŒEÖÛøfÞÀí‚£°q“¢�®4��æfÃ2pÔ˲°…¤¤¢†àIa“C-D ÛÆ;8–=Ö� p"?Oœ8BnÐÉÀ\&;`Ðœ`8ˆÒ°‚i–(GTÎ*M.tfW©—ñ�7䥞Ÿ$ZCàTˆÆ–9)Z£2«É�”†ŽÂCäý±{IÅÅ¡½úJ%m(8U*IC¤j1�z.Ë1+‚ªŸ Ävë"gê´Á—Ì–i6ËE�)´Éh]›y¨£MrðUE´Å5Ëd<Æx�(‚òTyb/nº æL‘¦j¦.6ωaT$«fO^©—ïÿP›0mý¥5C4G]%©s¼-«Ÿ7°aôÓ…0B:³¤¤N(‡äØ`ë䧵A9k�DEí,Y/mÍhá$&DBN§¯-?$Š¥MU§šÊ°AJCŽ»9ˆŠ•(ËY@+)!iD‘tÃR<^ÄÃÆjÛ`Ò%vREtÉ7PzäLC¨SE EDõIED—eiJ ÑG+[$s��r@#&b”¢¤ÎˆN`3‹ªj½�(?”IÐY«�z"(–²³Jé§!?ì -yÓGB ÚPiD̬_ø7³£<îeÓA/k£ »&¡6’™ôèRjÑ;R¡EïBõè]z* ’„"UZŠK¥1 å~MB-ê$ Åkµ2$¡@ûž…Ú$)*¥™Vkrš…Z5!îÎÂSj³à‚f¡–%-Y¨eí“,(Æ,ÔIR)µt.’„Z®�ö$bKB‘Ê- EªŒI(6Ô1 m i¶Š4…’PS&¬-¡¦-rŠj £=ÔÄ×BMÜbKD-—‡{´iÝBJ¸‰ò驨-‰ÞƒhSãMËvÒãÍÖ ñ&6”1Þ´|¥,§Ž’?�×4z. eRæJU•(ß•™©A™¹¡§¢½�°J8.Ù(RiÈF‘Î-Eª¶l¹òc6Š ©e£@U+Ù(þ�ÇlÔ©R6ꌸVÊFñÍ?f£Ð�ÇdÔi9PÄÑhõ5Έ1¨�ƒqk.4±"*!›p¥uM[k ûCMFÙPßÚîBhê)¹¨<Üã6º‹‘TÔªÂl M9�™¨UÇHÉ(Ú}lɨÍâ“5µš™S2 TÏ6Þh2ŠØä{w”"%£6R«'£ÐÀ¥JFmг¦\"ËšŒBCêÉ(R-e¢'£Jk.Êô B3>±bƇ@©Ä€� Ň@¬âW”| –ç ¸40àC Ñ)>¹òb|Rßløà—4Áƒ×Z–ƒ64xðš™”¶ißKU"z…‡ÑÙ±§ôŽcóî ¡!º3°�&QàhšÝbúáø† ãø¤]�Ò—÷|$Ðà
Pancasila juga memiliki pengaruh yang signifikan dalam bidang ekonomi. Foto/Dok. SINDOnews
- Terdapat nilai-nilai
di bidang ekonomi yang terkandung dalam pasal-pasal UUD 1945. Pancasila tidak hanya menjadi panduan dalam ranah politik dan sosial, tetapi juga memiliki pengaruh yang signifikan dalam bidang ekonomi.
Lima asas yang terkandung dalam Pancasila dapat memberikan landasan moral dan filosofis yang mendasar bagi pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.
Lantas, perwujudan nilai-nilai Pancasila di bidang ekonomi terkandung dalam pasal berapa? Simak ulasannya.
Nilai-nilai Pancasila: Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Nilai-nilai Pancasila pada sila ke-2 memiliki kandungan bahwa manusia adalah makhluk Tuhan yang memiliki hak yang sama.
Manusia harus ditempatkan sesuai hakikatnya. Berikut ini contoh nilai-nilai Pancasila pada sila ke-2:
Nilai Pancasila Sila ke-3
Bunyi sila ke-3: Persatuan Indonesia.
Nilai-nilai Pancasila dalam sila ke-3:
Nilai Pancasila Sila ke-2
Bunyi sila ke-2: Kemanusiaan yang adil dan beradab.
Nilai-nilai Pancasila dalam sila ke-2: